Thursday, February 18, 2016

Bahasa Esperanto

Bahasa Esperanto
Hallo allemaal (hello everyone!). Hari ini gue mau cerita tentang sebuah bahasa yang unik menurut gue., yaitu bahasa Esperanto. Kenapa sih gue tertarik dengan bahasa ini? Yuk diliat penjelasan gue mengenai bahasa ini dan temukan hal yang membuatnya berbeda dengan bahasa-bahasa lain di dunia.
Jadi, bahasa Esperanto adalah sebuah bahasa buatan (artificial language) yang dibuat oleh seorang dokter mata Yahudi berkebangsaan Polandia bernama Ludovic Lazar Zamenhof. Dengan waktu singkat bahasa ini mulai banyak digemari banyak orang dan memiliki kelompok pendukung di seluruh dunia.
A.      Sejarah
L.L Zamenhof lahir pada 1859 dan tumbuh di lingkungan kota kecil bernama Bialystok yang sangat heterogen; penduduk kota ini terdiri dari etnis Rusia, Polandia, Jerman, Yahudi dan Lithuania yang berbicara dengan bahasa masing-masing. Dari masa kecilnya Zamenhof telah mengimpikan dunia yang damai, salah satunya dengan sebuah common language (bahasa umum).
Setelah menginjak remaja Zamenhof mulai mengusahakan menyusun bahasa tersebut. Pada akhir masa sekolah menengahnya Zamenhof menunjukkan pada teman-temannya akan pentingnya sebuah bahasa yang ia sebut “lingwe uniwersala”, dan banyak yang tertarik dengannya. Pada 1878 draf pertama dari bahasanya berhasil diselesaikan.
Draf pertama tersebut tidak serta merta diterbitkan oleh Zamenhof secara langsung. Hal itu karena ia masih terlalu muda pada waktu untuk mempublikasikan sebuah proyek. Awalnya mereka mendiskusikan dengan orang0orang tua, namun malah mereka ditertawakan. Oleh karena itu Zamenhof menunda untuk menerbitkan konsepnya itu sambil menambah perbaikan-perbaikan pada bahasanya.
Ketika masa praktiknya sebagai dokter, barulah Zamenhof mencari penerbit untuk bahasa barunya tersebut. Untuk itu ia membuat manuskrip berjudul “lingvo internacia” dengan nama samaran “Doktoro Esperanto” yang artinya doktor penuh harapan. Meskipun awalnya terkendala oleh dana, namun pada 1887 akhirnya ia mendapat dukungan finansial dari ayah seorang rekannya dan buku pertamanya berjudul “Unua Libro” atau buku pertama. Buku ini kemudian berkembang di Eropa kemudian ke seluruh dunia. Sejak saat itu juga konvensi-konvensi para pengikut Esperanto di seluruh dunia secara rutin diadakan.
B.      Bahasa Sumber
Dari kecil Zamenhof tumbuh dalam lingkungan dengan banyak bahasa. Sehingga tidak mengherankan kalau ia telah menguasai banyak bahasa sejak masih muda, di antaranya bahasa Ibrani, Polandia, Jerman, Perancis, Rusia dan Yiddi. Ketika memasuki sekolah menengah ia mendapat pelajaran bahasa Latin dan Yunani (dua bahasa klasik “internasional). Setelah mempelajarinya ia berpikir kenapa salah satu dari dua bahasa tersebut tidak dijadikan bahasa internasional saja. Namun kemudian ia menyadari bahwa bahasa tersebut memiliki aturan tata bahasa yang sangat sulit bahkan untuk dirinya sendiri. Dia menginginkan bahwa bahasa umum internasional itu haruslah sesederhana mungkin sehingga semua orang dapat dengan mudah mempelajarinya. Masalahnya adalah bahasa yang sesederhana itu tidak ada di dunia.
Ketika mempelajari bahasa Inggris, Zamenhof mengamati tata bahasa yang lebih sederhana dari bahasa Latin atau Yunani. Sehingga ia mendapat ide untuk merancang bahasa buatan yang sederhana.
Awalnya ia menyusun perbendaharaan kata-katanya. Huruf demi huruf, suku kata demi suku kata, dan kata demi kata diusahakan untuk dibuatnya. Namun ia meyadari pasti akan sangat susah menghapalnya jika setiap kata yang dibuat sama sekali baru. Akhirnya sampailah ia pada ide untuk menjadikan bahasa Roman (bahasa-bahasa turunan dari bahasa Latin seperti Perancis, Spanyol, Italia, Portugis dll) dan Germanik (seperti Jerman, Belanda, Inggris, Swedia, Norwegia dll) sebagai basis bahasanya. Sehingga bahasa buatannya akan sangat mirip dengan bahasa-bahasa di Eropa. Kemudian ia juga memperoleh untuk membuat banyak prefiks (awalan) dan suffiks (akhiran), dengan membandingkan kata-kata dan memperhatikan hubungannya, untuk mempermudah kosakatanya, sehingga akar kata yang harus dipakai, dan dihapal, dapat dikurangi sebanyak mungkin.
C.      Leksem dan Gramatika
Seperti yang telah dijelaskan di atas, basis bahasa Esperanto adalah bahasa Roman dan Germanik. Dengan demikian kita bisa memperhatikan sebagian besar kosakata bahasa Esperanto berasal dari bahasa-bahasa dari kedua rumpun tersebut. Contohnya:
trinki (minum, Jerman: trinken), patro (ayah, Inggris: father), paroli (berbicara, Italua: parlare).
Dalam hal gramatika atau tata bahasa, bahasa Esperanto sangat sederhana dan sistematis. Kita tidak akan menemui  aturan-aturan ireguler (tak beraturan, pengecualian) seperti dalam semua bahasa di dunia. Bentuk kata dan tata kalimat diatur sedemikian rupa sehingga tidak ada penyimpangan aturan. Struktur kalimatnya seperti contoh di bawah ini:
Mi amas vin. (Mi = I, amas = love, vin = you --> I love you)
Mi ne amas vin. (Mi = I, ne = do(es) not (negation), amas = love, vin = you --> I don’t love you)
Ču vi amas min? (Ču = Do(es)? (interogation), vi = you, amas = love, min = me --> do you love me?)
Simpel, bukan? Bahkan pola kalimat itu sama dengan bahasa Indonesia atau Inggris.
Selain itu Zamenhof juga telah memudahkan menghapal kosa kata bahasa Esperanto dengan berbagai macam prefiks dan sufiks. Sehingga hanya dengan mengetahui satu kata, kita akan mengetahui banyak kata lain yang diturunkan dari kata itu dengan menambahkan prefiks atau sufiks. Berikut contohnya:
1. patro                = ayah = “patr-“, akhiran o = kata benda
2. patrino            = ibu --> patr + in + o (akar kata “patr” + sufiks pembentuk feminin “in” + sufiks kata benda “o”)
3. patrina            = keibuan --> patr + in + a (patrino = ibu (sudah dapat kan dari rumus di atas) + sufiks “a” sebagai penanda kata sifat (adjektif)
4. bopatrino       = ibu mertua --> bo + patr + in + o (prefiks “bo” (berarti hubungan karena pernikahan) + patrino = ibu (yang sudah dapat juga tadi)
5. bopatro           = ayah mertua (kembali ke kata ayah) --> bo + patr + o (prefiks “bo” (hubungan perkawinan) + patr = ayah + sufiks “o” = penunjuk kata benda)

Lebih mudah lagi, bukan? Coba bayangkan dengan hanya sedikit akar kata dan lebih sedikit lagi usaha menghapal prefiks dan sufiks kita sudah bisa menyusun sendiri banyak kata lainnya. Dan semua itu tanpa pengecualian atau irregularities.

No comments: