Friday, February 12, 2016

Bahasa Belanda

Introduction to Dutch
Hallo allemaal (hai semuanya !) Hari ini gue mau cerita sedikit nih tentang bahasa Belanda. Bahasa Belanda itu apa ya? Nah, bagi yang penasaran yuk langsung dibaca aja :)
Jadi, bahasa Belanda (Inggris: Dutch, Belanda: Nederlands, Perancis: Neerlandais/Holandais, Jerman: Niederlandisch dll) adalah salah satu bahasa di Eropa yang dituturkan oleh sekitar 20 jutaan orang di dunia terutama di negara asalnya di Belanda dan Vlaanderen (Belgia bagian utara). Jadi di Eropa ada dua negara yang menggunakan bahasa Belanda, yaitu Belanda (so pasti !) dan Belgia. Di Belgia, bahasa Belanda dituturkan di wilayah utara yang disebut Vlaanderen. Sedangkan di wilayah selatan negara tersebut digunakan bahasa Perancis.
Selain di Eropa, bahasa Belanda juga dipakai di beberapa negara bekas jajahan Belanda (maklum, koloni banyak jajahannya). Salah satunya adalah Suriname. Di Suriname (di sini banyak orang Jawa lho) bahasa Belanda adalah bahasa resmi. Selain itu, di beberapa negara kecil seperti Aruba, Curacao, St. Martin dan Antillen (Netherlands Antilles, masih termasuk Kerajaan Belanda) dan beberapa negara pulau kecil lainnya di Amerika tengah juga masih memakai bahasa Belanda.
Di beberapa negara bekas jajahan Inggris juga banyak terapat pengguna bahasa Belanda. Di negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Australia termasuk juga Perancis masih terdapat beberapa ribu penutur bahasa Belanda. Amerika Serikat dulu juga merupakan daerah kekuasaan Belanda dan sampai sekarang masih terdapat beberapa peninggalan nama-nama Belanda disana.
Salah satu negara besar yang dikuasai Belanda adalah . . . . ya, Indonesia. Negara kita ini adalah salah satu aset paling besar bagi Belanda pada masa kolonial. Di Indonesia, oleh karena itu, masih terdapat beberapa penutur bahasa Belanda. Mereka biasanya adalah generasi tua yang hidup pada zaman pergerakan atau kemerdekaan. Penutur bahasa Belanda ini banyak terdapat di Maluku dan Sulawesi. Di Indonesia juga terdapat satu-satunya studi Belanda di Indonesia (dan hanya dua di Asia), yaitu di program studi Sastra Belanda UI, yeeay, bisa numpang promosi jurusan haha.
Afrika Selatan (negara paling selatan di Afrika) juga dulunya daerah kekuasaan Belanda (terutama tempat penjualan budak, iih serem). Oleh karena itu bahasa Belanda juga terdapat di sini. Namun sekarang bahasa Belanda di sini mengalami perubahan karena asimilasi dengan bahasa lokal dan bahasa Eropa lainnya seperti Inggris dan Jerman (yang dibawakan oleh investor dan misionaris). Bahasa Melayu dari Indonesia dan Malaysia yang dibawa oleh para budak juga berpengaruh terhadap bahasa Afrika ini. Akhirnya bahasa Afrika (Afrikaans) menjadi sedikit berbeda dari bahasa Belanda. Bahasa yang merupakan “adik bahasa Belanda” ini merupakan salah satu bahasa terbesar di Afrika Selatan dan salah satu dari 11 bahasa resmi di negara tersebut. Jika kalian mempalajari bahasa Belanda dan ingin mempelajari bahasa Afrikaans akan sangat mudah karena sangat sangat mirip.
Dalam peta linguistik, bahasa Belanda, bersama dengan bahasa Inggris, Jerman, dan Frisian, termasuk rumpun bahasa Germanic Barat (West-Germanic). Dalam tingkatan lebih tinggi rumpun Germanik Barat dimasukkan ke dalam Proto German. Bagian lain dari Proto German adalah Germanik Timur (East-Germanic) dan Germanik Utara (North-Germanic, yaitu bahasa-bahasa di Denmark, Norwegia, dan Swedia). Bahasa-bahasa dalam Proto German ini memiliki kemiripan satu sama lain, baik dalam hal leksikon (kosakata) maupun gramatika (tata bahasa). Yang paling mirip dengan bahasa Belanda adalah bahasa Jerman sehingga mereka disebut sebagai “dua bahasa bersaudara”.
Dibandingkan dengan bahasa rumpun Germanik lainnya, bahasa Belanda memiliki aturan gramatikal yang lumayan mudah (tapi Inggris lebih sederhana). Misalnya, bahasa Jerman mengenal adanya 4 kasus (perubahan kata benda sesuai fungsinya dalam kalimat yang sangat rumit jika dipelajari), sedangkan Belanda tidak mengenal kasus. Perbedaan kedua adalah dalam hal gender. Dalam bahasa Germanik, kecuali Inggris, setiap kata benda memiliki gender/jenis kelamin. Di Jerman ada  tiga gender: maskulin, feminin dan netral (semua benda ada yang laki-laki, perempuan dan tidak bergender). Sedangkan dalam bahasa Belanda hanya terdapat dua gender: umum (campuran maskulin dan feminin) dan netral (tidak bergender). Dalam hal konjugasi (perubahan kata kerja sesuai fungsinya), bahasa Belanda juga lebih sederhana dibandingkan bahasa Jerman, tetapi tetap saja bahasa Inggris lebih sederhana lagi. Selain itu masih terdapat beberapa perbedaan lagi yang menunjukkan bahasa Belanda lebih sederhana daripada bahasa Jerman.
Seiring perkembangannya bahasa Belanda mendapat pengaruh dari berbagai bahasa. Bahasa-bahasa tersebut adalah bahasa Perancis, Inggris, Jerman dan Melayu-Indonesia. Pengaruh bahasa-bahasa tersebut dapat dilihat dalam hal kosakata. Pengaruh Perancis sangat besar dalam bahasa Belanda karena Belanda pernah dikuasai oleh Napoleon Bonaparte (Perancis) dan pada waktu itu bahasa Perancis dianggap keren. Sehingga kata-kata Perancis masuk ke dalam bahasa Belanda seperti chauffeur (bahasa Indonesia juga mengambil kata ini menjadi sopir), bureau (diambil juga oleh Indonesia menjadi biro), avontuur (adventure), royaal (generous, Indonesia = royal) dan masih banyak lagi. Di sisi lain pada abad-abad terakhir bahasa Inggris juga berkontribusi dalam bahasa Belanda dengan kata-kata seperti baby, callcenter, ups and downs, camping dan masih banyak lagi. Kosakata dari Bahasa Jerman seperti gletscher (glacier), heimwee (home-sickness), uberhaupt (at all) dll. Bahasa Melayu-Indonesia dibawa ke Belanda oleh para budak dan orang Hindia Belanda atau Indo-Belanda yang pindah (atau balik) ke sana. Kata-kata seperti kroepoek, ketjap, soessa, nasi, sawah, bahkan kassian adalah sebagian dari kosakata bahasa Indonesia yang diterima dalam bahasa Belanda.
Hal sebaliknya juga terjadi. Bahasa Belanda juga memiliki kontribusi dalam kosakata bahasa lain, salah satunya bahasa Indonesia. Ratusan tahun menjalin hubungan dengan Hindia Timur (Indonesia) membuat banyaknya kosakata Belanda menyebar dalam bahasa Indonesia, juga dalam bahasa daerah di Indonesia. Contohnya yaitu kulkas (dari koelkast), taplak meja (dari tafellaken), peron (dari perron), atret (kode memundurkan mobil, dari achteruit), peluit (dari fluit) dan masih banyak lagi.


Referensi:
Donaldson, Bruce. Dutch: A Linguistic History of Holland and Belgium. 1983. Leiden: Martinus Nijhoff

Brown, Keith, Ogilvie, Sarah. Concise Encyclopedia of Languages of the World. 2009. Oxford: Elsevier Ltd.

No comments: