Jarum Jam
Cahaya sang
surya
Yang memantul lewat jam gadang tua
Di tengah kota ini
Menarik mataku tuk melihatnya
Jarum-jarum yang berputar dan berdetak
Terus begitu sehingga aku terbuai bersamanya
Lantas muncul sesuatu di dunia imajiku
Pertanyaan –pertanyaan yang asing bagiku
Jarum-jarum yang berputar dan berdetak
Akankah mereka kan terus berputar ?
Akankah mereka kan terus berdetak ?
Ah tidak......
Jika mereka mulai berputar mereka kan
berhenti
Jika dimulai dengan nol sembilan akan
mengakhiri
Jarum-jarum yang berputar dan berdetak
Bagaimanakah jika mereka berhenti berputar ?
Bagaimana jika mereka berhenti berdetak ?
Entahlah.....
Ku tak tahu seberapa siap diriku
Ku tak tahu seberapa penuh bekalku
Seandainya mereka berhenti nanti
Dan juga ku tak tahu
Seandainya dalam bekalku terselip makanan
busuk
Kebusukan yang kan mencelakakanku
Begitu juga dengan jalan yang ada di
belakangku
Luruskah ? ? ? atau melencengkah ? ? ?
Ku usir saja semua pertanyaan itu
Jarum-jarum yang berputar dan berdetak
Kini masih berputar dan berdetak
Waktu masih berjalan
Dan tak akan pernah lelah tuk berjalan
Terus berjalan
Bersama dimensinya
Ku ikuti saja kemana ia membawaku
Yang jelas bagiku
Hidupku harus lebih baik
Bekalku harus lebih banyak
Setelah jarum-jarum itu berputar ke kanannya
Lebih baik dari pada jarum-jarum itu di
kirinya
Dan aku siap kapanpun jarum-jarum itu
berhenti
Berhenti berputar dan berdetak
This poem I made when I was in the second grade in SMA. It reminds me about my school time. Ik mis je...
Created by : Tommy Tri Anggara
XII IIA 1 (Disakarida)
No comments:
Post a Comment