Sunday, November 9, 2014

Sekilas Tentang Belanda



Sekilas Tentang Belanda
Hoi allemaal ! mau post nih. Sebelum kita belajar bahasa Belanda, bagusnya saya kasih tau dulu ya sedikit gambaran tentang Nederland. Yuuk, simak ulasannya berikut ini !
Belanda adalah sebuah negara yang terletak di Eropa Barat, bersebelahan dengan North Sea (Laut Utara) di sebelah utara dan barat, Jerman di timur, dan Belgia di selatan. Ibu kota Belanda adalah Amsterdam. Tetapi uniknya, penyelanggaraan pemerintahannya sendiri dilaksanakan di Den Haag. Dengan kata lain, Amsterdam adalah ibu kota kontitusi dan Den Haag adalah ibu kota pemerintahan.
Belanda menjadi negara monarki konstitusional sejak tahun 1815 dan sejak tahun 1848 telah menjadi demokrasi parlementer serta menganut sistem desentralisasi. Raja atau ratu adalah kepala. negara dan perdana menteri adalah kepala pemerintahan.
Belanda terbagi ke dalam 12 provinsi yaitu: Friesland (ibukota: Leeuwarden); Groningen(ibukota: Groningen); Drenthe (ibukota: Assen); Overijssel (ibukota: Zwolle); Flevoland (ibukota: Lelystad); Gelderland (ibukota: Arnhem); Noord-Holland (ibukota: Haarlem); Zuid-Holland (ibukota: Den Haag); Utrecht (ibukota: Utrecht); Noord-Brabant (ibukota: ‘s Hertogensbosch); Zeeland (ibukota: Middelburg); Limburg (ibukota: Maastricht).
Belanda memiliki penduduk sekitar 17 juta jiwa. Kebanyakan dari mereka (sekitar 60%) tinggal di daerah barat. Oleh karena itu di wilayah barat sangat padat penduduknya. Empat kota di wilayah barat Belanda disebut Randstad, yaitu kota dengan penduduk terpadat. Keempat kota tersebut adalah Amsterdam, Rotterdam, Den Haag dan Utrecht. Di sana perekonomian berjalan sangat baik, makanya banyak orang berdatangan.
Belanda memiliki kondisi geografis yang sangat unik. Sekitar 25% wilayahnya memiliki ketinggian minus alias lebih rendah dari laut. Dan 50% yang lain ketinggiannya kurang dari 1 mdpl. Jadi, sangat berisiko terhadap banjir. Bahkan di Flevopolder jika tanggulnya rusak, dalam 2x24 jam seluruh pulaunya bisa terendam banjir. Namun dengan teknologi mereka, banjir dapat diminimalisir.
Karena wilayahnya yang rendah Belanda, juga Belagia dan Luxembourg, disebut Lowland atau ‘negeri tanah rendah’. Selain rendah tanah Belanda juga sangat datar. Jadi kita bisa melihat sangat luas dan langit mendominasi pemandangan. Tidak sama dengan di Indonesia yang pemandangan kita sering dihalangi oleh bukit-bukit yang tinggi. Perbedaan ketinggiannya tidak terlalu mencolok. Titik tertinggi di Belanda hanya 321 mdpl, yaitu di Vaalserberg, provinsi Limburg. Sedangkan titik terendahnya berada di dekat Rotterdam yang memiliki ketinggian -6,7 mdpl (lebih rendah dari laut).
Wilayah Belanda dapat dibedakan menjadi 2, yaitu utara-barat dan selatan-timur. Wilayah utara dan barat secara umum sangat datar dan lebih rendah dari laut. Sehingga disebut juga Laag Nederland yang artinya ’Belanda Rendah’. Wilayah ini biasanya dijadikan pusat perekonomian dan pembangunan. Sedangkan wilayah timur agak sedikit berbukit dan lebih tinggi dari laut. Sehingga disebut juga Hoog Nederland yang berarti ‘Belanda Tinggi’. Di sini masih tersedia banyak ‘ruang kosong’ dan hutan. Sehingga banyak dijadikan wilayah pertanian, observasi, dan tempat wisata.
Kenapa bisa ada daerah yang lebih rendah dari air? Ya, di Belanda sudah beberapa kali dilakukan reklamasi laut menjadi daratan. Hal itu dilakukan sejak tahun 1920an untuk beberapa tujuan tertentu.Reklamasi dilakukan dengan polderisasi. Mereka membuat tanggul –tanggul lalu air yang tergenang dikeringkan. Reklamasi itu dilakukan dengan sangat masif sekali. Hingga pada sekitar tahun 1960an telah terbentuk polder (daerah hasil polderisasi) yang sangat luas, dan salah satu pulau yang terbentuk, Flevopolder, merupakan pulau buatan terbesar di dunia.
Bahasa yang digunakan di Belanda adalah Bahasa Belanda tentunya. Namun ada satu provinsi yang memiliki bahasa kedua yang diakui Belanda sebagai official language. Bahasa itu adalah bahasa Frisia yang dituturkan di provinsi Friesland. Bahasa Belanda memiliki banyak dialect yang berbeda di tiap provinsi. Namun bahasa Frisia tidak disebut sebagai dialect karena memang jelas berbeda dengan bahasa Belanda, dan lebih mirip dengan bahasa Inggris.
Penduduk Belanda sekarang sangat majemuk, berasal dari berbagai ras. Mulai dari penduduk asli yang berkulit putih, orang Afrika yang berkulit hitam, hingga orang Asia yang berkulit kuning. Kebanyakan dari mereka datang ke Belanda pada masa kolonial sebagai budak, pekerja, atau orang Indo (keturunan Belanda di Indonesia). Biasanya mereka berasal dari Marokko, Turki, Suriname, dan Indonesia.
Kebebasan beragama sangat dijamin di Belanda. Kebanyakan penduduk Belanda yang sekarang, hampir 50%, berstatus geen confessie atau tidak memeluk agama apapun. Geen confessie ini berbeda dengan atheis, mereka lebih ke tidak mengafiliasikan diri pada salah satu agama. Di antara mereka ada juga yang percaya akan eksistensi tuhan. Awalnya Katolik Roma adalah agama tunggal di Eropa. Kemudian muncul gerakan reformasi dari kalangan protestan yang memisahkan diri dari gereja Katolik Roma. Pemisahan-pemisahan semacam ini sering terjadi hingga akhirnya terbentuk berbagai aliran agama kristen. Selain kekristenan, Islam adalah agama yang terbesar ketiga di Belanda, lebih kurang 5,8% dari total populasi. Pemeluk agama Islam di Belanda berasal dari Turki, Maroko, Suriname dan Indonesia. Agama minoritas yang lain selain Islam adalah Yahudi yang berasal dari Spanyol, Portugis, dan Jerman. Pemeluk agama Hindhu dan Buddha juga banyak terdapat di Belanda.
Namun sekarang agama bisa dikatakan bukan hal yang penting lagi di Belanda. Banyak orang yang tidak memiliki agama. Mereka yang tidak mengafiliasikan diri pada agama tertentu disebut geen confessie. Jumlah mereka mencapai setengah dari jumlah penduduk bahkan lebih. Orang yang geen confessie dulunya berasal dari agama kristen. Di antara mereka ada juga yang percaya tuhan namun tidak percaya agama. Selain itu pemeluk agama kristen sekarang juga banyak yang tidak menjalankan ajarannya dengan taat. Gereja sering sepi atau hanya dikunjungi oleh orang tua yang masih taat yang membawa anak-anak kecil mereka. Penurunan jumlah orang yang mengunjungi gereja disebut ontkerkelijking yang mulai memuncak semenjak akhir PD II sekitar tahun 1950an.

No comments: